Friday, April 12, 2019

Sistem kerja Aircraft towing / Pushback terhadap pesawat


Sistem kerja Aircraft towing / Pushback terhadap pesawat

Prosedur Pengoperasian Aircraft 
towing/ Pushback ke dan atau dari pesawat
Prosedur Pengoperasian Peralatan Ke
Pesawat

a.     Pastikan bahwa kontak gigi towbar ada pada lampiran
b. Dekatkan towbar perlahan-lahan ke arah hidung pesawat
c.     Hapus Lockpin
d.    Geser Pin ke arah kanan
e.  Angkat kepala Towbar penarik gigi ke titik hidung pesawat
f.  Masukkan konektor towbar di sisi kiri dari titik penarik
g.   Geser pin pengunci ke tempatnya untuk mencegah pemutusan konektor panduan pin
h.   Pastikan bahwa towbar dalam keadaan aman dan terhubung ke hidung pesawat untuk
      menarik/mudur
i.  Angkat towbar ke ketinggian konektor penarik
j. Tarik pesawat kedepan sampai mata towbar menarik pelat atas dari konektor
k. Dilarang melakukan tarik ulur 
     kendaraaan dengan menggunakan towbar.

Prosedur Pengoperasian Peralatan Dari Pesawat

Saat Pushback selesai :
 a. Lepas towbar dari nose gear. Jangan   menendang towbar atau membiarkan    jatuh bebas
      -      Catatan : Lepaskan towbar dari nose      gear terlebih dahulu, kemudian dari tug
b.  Personil Pushback harus bersih dari area    pergerakan sebelum pesawat berangkat
c. Petugas Pushback yang bertuga kemudian 
 memberikan isyarat tangan“end of   guidance” dan  “clear to taxi”
     
     Catatan : Krew Pesawat akan memberikan cahaya pada roda, syarat dengan tangan atau radio frequency untuk mengarahkan apakah mereka ingin melakukan komunikasi headset kembali

Parkir dan pergerakan Aircraft dan Aircraft Towing/Pushback

Parkir dan Pergerakan Pesawat
Engine starting
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan pada saat engine starting:
a.    Selama engine starting / running pada area ramp, diperlukan kewaspadaan dari semua pihak yang ada di ramp untuk menjamin keselamatan pada penumpang dan barang, petugas dan peralatan yang ada di sekitar pesawat.
b.    Selama urutan proses engine starting harus diawasi oleh orang yang memiliki otorisasi (dinyatakan oleh sertifikat / lisence yang dikeluarkan oleh instansi berwenang).Disamping bertugas mengawasi proses engine starting, juga berkoordinasi dengan petugas di area ramp lainnya untuk memastilkan bahwa
a.     area bahaya dari engine baik itu isapan (engine intake) ataupun area semburan (exhaust) terbebas dari orang ataupun benda.
c.    Orang yang bertugas mengontrol starting engine harus memastilkan bahwa sebelum proses engine starting dimulai seluruh pintu akses dan pintu panel di pesawat telah tertutup dan terkunci.
c.    Dalam proses starting engine flight crew hendaknya mengadakan komunikasi dengan petugas ground untuk memastikan bahwa proses starting berjalan lancar. Alat komunikasi umumnya digunakan head set atau hand signaling.
d.   Petugas di Ramp hendaknya menghindari gerakan-gerakan yang memungkinkan terjadinya salah interpretasi komunikasi dengan flight crew dalam mengendalikan proses starting ataupun pergerakan pesawat (A/C movement).
e.    Petugas di darat yang bertanggung jawab pada proses engine starting harus memiliki pengetahuan tentang semua prosedur dan regulasi yang berhubungan dengan proses engine starting tersebut.
f.      Semua pin pada gear, tutup pitot, wheel chock, static ground wire dan ground power harus sudah dilepas sebelum pesawat berangkat.
g.    Sebagai perlindungan terhadap bahaya kebakaran, harus ada pemadam api di dekat area pesawat, selama proses engine starting.


Komunikasi / isyarat tangan
(hand signal)

 Salah satu prosedur keselamatan yang  
 sangat penting dalam proses parkir dan
 pergerakan pesawat di ramp adalah 
 komunikasi.

Komunikasi yang dimaksud di sini adalah  
komunikasi dengan menggunakan isyarat 
tangan atau lebih dikenal dengan Prosedur
Hand Signaling (Marshalling).

Berikut adalah hal-hal yang harus diketahui
oleh pemandu pergerakan / parkir dari
pesawat udara:

a.   Pemandu untuk pergerakan yang spesifik (parkir pesawat) harus betul teramati oleh Flight Crew pesawat yang akan dipandu.
b.   Pemandu menggunakan tanda isyarat tangan yang sudah baku.
c.   Pemandu harus dalam posisi yang teramati dan menjaga kontak komunikasi visual sampai pesawat benar-benar berhenti.
d.   Untuk menghindari kemungkinan salah interpretasi, jika dalam waktu bersamaan ada pergerakan lain selain pesawat yang memerlukan panduan seperti cargo atau GSE, hendaknya pesawat tetap menjadi prioritas sampai pesawat selesai dipandu dan benar-benar berhenti.
e.   Tanda isyarat tangan Baku dinyatakan pada SOP No. S-OS-014 tentang Tanda Insyarat Tangan.


Perlindungan terhadap semburan jet dan kebisingan (noise)


-      Pada saat starting dan running engine, setiap personil yang bertugas harus menggunakan penutup telinga, untuk melindungi telinga dari kebisingan (noise) yang bisa mengakibatkan gangguan pada pendengaran baik sementara ataupun permanen (tuli).
-      Penutup telinga tersebut sebaiknya dari tipe yang sudah disahkan oleh Departemen Kesehatan. yaitu tipe headset dan microphone harus secara berkala disterilkan, demikian juga headset dan microphone pesawat.
-      Dilarang menggunakan bola lampu (bulb) sebagai penutup telinga. Hal lain yang harus diwaspadai dan dihindari adalah jet blast (semburan jet engine) yang memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi.
-      Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh semua petugas di area Ramp:

a. Pada saat pesawat datang, semua petugas 
    dan GSE harus diam di tempat sampai 
    pesawat yang dipandu untuk parkir, 
    telah benar-benar berhenti.
b. Pada saat keberangkatan pesawat, area engine intake dan exhaust harus bersih dari peralatan dan seluruh petugas tidak berada di area tersebut.
c.   Petugas tidak berada di sisi engine.
d.   Jangan menyentuh bagian engine, rem atau roda karena kemungkinan temperaturnya sangat panas.
e.   Dalam kondisi apapun, hindarkan berjalan di dekat engine yang sedang running.

 Parkir aircraft towing pushback tractor

Aircraft towing pushback tractor yang terdiri dari motorized dan non-motorized hendaknya diparkir di tempat yang telah ditetapkan dengan parking brake pada posisi akfif dan posisi gigi pada netral atau parkir.

Tow bar
Pengertian
-Towbar adalah perangkat yang melekat pada sasis kendaraan untuk penarik atau melekat pada gigi/ hidung pesawat yang biasa dipasangkan pada roda gigi utama.
-Gerakan maju dari pesawat terbang biasanya dengan mesin off menggunakan kekuatan sebuah kendaraan darat khusus yang terpasang atau mendukung hidung landing gear.
-Pelayanan dan luar dari layanan pesawat akan mempengaruhi berlakunya prosedur dan kualifikasi yang diperlukan bagi pesawart yang akan melakukan maneuver.

Fungsi
-Towbar pada gigi utama berfungsi dapat mengambil Derek berbentuk bola dan memungkinkan berputar serta artikulasi dari sebuah trailer.
-Towbar pada gigi/hidung pesawat berfungsi untuk kendaraan besar sebagai penarik.
- Sebagai layanan reposisi pesawat yang diawasi oleh personil pemeliharaan, mengikuti pushback dari hidung-di pintu gerbang dari sebuah pesawat kosong denganmesin off.

Manajemen Resiko
Bukti kecelakaan dan insiden adalah bahwa ada sejumlah fitur berulang kerusakan pesawat selama ditarik, yaitu:
-Kurang akuratnya penarik dalam menarik dan memutar busur towbar terhadap dimensi pesawat.
-Jarak yang kurang antara stabilizer horizontal ekor pesawat ditarik “T” ketika balik dalam kedekatan dengan jenis lain yang serupa ekor “T”
-Kegagalan untuk menjaga pesawat ditarik pada garis tengah landasan atau garis panduan lainnya.
-Aplikasi rem selama proses penarikan yang dilakukan oleh personil darat yang kurang pas.

Prosedur Darurat

Pengertian

-Emergency Procedure merupakan suatu prosedur tindakan terhadap sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba dan bersifat darurat;
-Kondisi bandar udara dibawah batas normal
Gawat darurat adalah kondisi dimana bandar udara beroperasi di luar batas normal karena adanya sesuatu hal dan memerlukan penanggulangan sesegera mungkin.
- Penanganan gawat darurat di bandar udara harus sesegera mungkin karena operasi penerbangan harus dikondisikan normal;

Tujuan

- untuk meminimalisasi dampak sebuah keadaan darurat dengan prioritas ”peyelamatan jiwa” (to safe live),
-Mempertahankan operasional bandar udara dalam melayani operasi penerbangan.

Langkah-langkah Emergency Procedures



Emergency Procedures dibagi menjadi 4

1.   Mitigation
Tindakan yang dilakukan dengan tujuan meminimalisasi dampak sebuah keadaan darurat, termasuk didalamnya upaya pencegahan;

2.   Preparednes
    Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kesiap-siagaan unsur terkait           dalam menghadapi sebuah keadaan darurat;

3.  Response

Tindakan yang bersifat”time-sensitive” dilakukan senantiasa untuk meningkatkan response/tanggapan terhadap ancaman keselamatan jiwa dengan target ”to save live”

4. Recovery
Tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat pemulihan keadaan seperti sebelum terjadi gawat darurat;

No comments:

Post a Comment

LOGO POLITEKNIK PENERBANGAN JAYAPURA